Oleh: Djoko Bikoasih
Sudah rela kakek memeluk tubuhnya sendiri
Diam menghayati
Membayangkan cucu-cucunya yang dinasehatinya kemarin
Matanya terus berkeliling mengitari suatu tempat
Tak peduli tua,
Ia bisa melihat tanpa kabur
Dimana nenek yang duduk menangis,
Anaknya yang memegang sapu tangan,
Sarungnya yang dihamparkan menantunya,
Bahkan ia bisa melihat dirinya sendiri
Seutuhnya dari berbagai sisi
Lalu,
ia senyum sendiri
Betapa keriput wajahnya
Begitu fikirnya
Dadanya tenang tak ada beban
Gerak tubuhnya yang tak terlihat itu,
Segera ingin ia sentuh dengan jemari
Sekali lagi,
sentuhannya meleset
sentuhannya meleset
Dicobanya berkali-kali
Sampai tanah liat menggelapkan pandangannya.
Ia harap cucu yang dirinduinya
akan mengirimkan cahaya
Sebab ia tak lagi bisa menemukan kacamata kesayangannya.
Kamar Hasyim Asy’ari,
15 Oktober 2016